REFLEKSI MARKETING POLITIK DALAM POLITIK LOKAL DI INDONESIA
Assalamualaikum wr.wb.
Kali
ini merupakan postingan saya kedua di blog pribadi. Pada kali ini saya akan
membuat postingan mengenai pemasaran politik di tingkat lokal yang berada di
indonesia. Postingan tersebut merupakan salah satu untuk memenuhi ujian akhir
semester (UAS) di semester 7 ini pada
mata kuliah Pemasaran politik.
Sebelum
kepada pembahasan lebih dalam, terlebih dahulu kita harus memahami kulit
luarnya. Seperti pada postingan kali ini sebelum membahas bagaimana proses
marketing politik di tingkat lokal, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih
dahulu apa itu marketing politik/pemasaran politik. Seperti yang sudah kita
ketahui dalam proses per-politikan yang ada di indonesia, tentunya tidak jauh
dengan adanya sistem marketing politik, dimana untuk menempati suatu jabatan
tertinggi di indonesia pastinya melalui proses marketing politik tersebut. Nah
maka dari itu sebelum terlalu jauh membahas marketing politik di indonesia,
disini saya akan membahas terlebih dahulu apa itu marketing politik/pemasaran
politik?. Marketing politik merupakan serangkaian aktivitas terencana,
strategis, tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek untuk
menyebarkan makna politik kepada para pemilih. Yang bertujuan untuk membentuk
dan menanamkan harapan,sikap, keyakinan, orientasi dan perilaku pemilih. Perilaku
pemilih yang di harapkan adalah ekspresi mendukung dengan berbagai dimensiny,
khususnya menjatuhkan pilihan pada partai atau kandidat (adman nursal).Seperti yang sudah di jelaskan di atas tentang
marketing politik, tentunya marketing politik ini di pakai pada setiap
pergantian pemimpin yang ada di indonesia. Adanya marketing politik ini antara lain didorong karena perkembangan demokrasi di Indonesia, yang
mana masyarakat tentunya ikut berperan penting dalam proses marketing politik
Tidak hanya di pusat, di tingkat lokal pun mengalami peningkatan
yang cukup dalam
sebuah proses marketing politik. Yang dimana dapat di lihat dari pemilihan
Kepala
Daerah dan Wakil
Kepala
Daerah, baik Gubernur dan Wakil Gubernur
maupun Bupati/Walikota
dan Wakil Bupati/Walikota secara langsung oleh rakyat yang asli dari masing-masing daerah
tersebut. dengan adanya pemilihan di tingkat lokal, masyarakatpun memiliki kesempatan
dan kedaulatan untuk menentukan
pemimpin daerah secara langsung, bebas
dan rahasia tanpa intervensi
(otonom). Menurut saya dalam sebuah marketing politik tidak semuanya berjalan dengan mulus sesuai dengan rencana/strategi, ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. marketing politik pada dasarnya dapat di katakan sesuai apabila dapat memahami kebutuhan masyarakat daerahnya tersebut, dan dapat menangani permasalahan yang ada di kota serang. makna politis inilah yang akan menjadi output penting pada marketing politik.
Pada kali ini contohnya seperti pemilihan walikota serang yang akan di selenggarakan pada tahun 2018 mendatang, hal yang sudah sesuai dilakukan oleh para kandidat atau calon yaitu dari sekian banyak calon sudah ada yang memulai kampanye dengan memasang baliho atau spanduk yang ada di sepanjang jalan kota serang hingga ke pelosok kota serang. tetapi pada dasarnya pada pemilihan walikota serang ini masih belum sepenuhnya menerapkan proses marketing politik, jika di lihat pada metode pemasaran politik menurut niffeneger pada bagian product point A yaitu campaign platform, pemilihan walikota di serang ini masih belum efektif dan belum berjalan sesuai dengan proses marketing politik. yang dimana para calon masih belum semua memberanikan diri turun ke lapangan dan memunculkan program-program yang akan di jalankan kedepanya untuk menangani permasalahan di kota serang. walau sudah ada calon yang turun kelapangan, tetapi masyarakat masih belum bisa memahami bagaimana kedepannya ketika calon tersebut terpilih. suatu saat saya pernah datang ke salah satu desa di kota serang dan bertanya seputar pemilihan walikota, dan jawabannya masih banyak yang "tidak tahu". selain itu pada kenyataannya pada pemilihan walikota serang ini masih belum memanfaatkan media elektronik/media online. karena kampanye yang di lakukan para calon masih berbentuk baliho dan spanduk-spanduk yang ada di jalanan. kampanye yang di lakukan para calon untuk saat ini terbilang belum bisa meyakinkan masyarakat sekitar untuk memilih masing-masing dari calon tersebut.
Membahas tentang bagaimana proses
marketing politik tentunya tidak jauh dari media sosial, zaman sekarang hampir
seluruh masyarakat mempunyai media sosial baik itu, website, blog, facebook
atau yang lainnya. Pada zaman sekarang dengan melibatkan media sosial dalam
proses pemasaran politik tentunya menjadi salah satu strategi yang utama di
samping strategi yang lainnya. Dengan memakai media sosial di zaman sekarang
ini tentunya akan lebih mudah untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat
sekitar. Di indonesia tentunya dalam proses marketing politik sudah banyak yang
menggunakan media elektronik yaitu media sosial. Tidak hanya di pusat, sekarang
pun dalam pemilihan kepala daerah di tingkat lokal sudah mulai menggunakan
media sosial juga, walaupun tidak semua daerah dalam pemilihannya menggunakan
media sosial, tetapi media sosial di indonesia sudah di pakai dalam proses
marketing politik dalam mendapatkan dukungan dari masyarakat.
sekian.
terima kasih
wassalam.wr.wb.
Dewi ayu lestari
6670143150
Komentar
Posting Komentar